Di beberapa daerah di negeri ini banyak nama tempat yang terkadang membuat dahi kita mengernyit, tidak jarang tersenyum serasa lucu mendengarnya.
Di kecamatan Sukahening kabupaten Tasikmalaya ada nama kampung sekaligus nama sebuah desa yaitu kampung Kuda Depa desa Kuda Depa. Kalau dalam bahasa Indonesia mungkin kuda tiarap atau tengkurap.
Setidaknya ada cerita masyarakat tentang asal usul adanya nama kampung Kuda Depa.
Dahulu sebelum alat tranportasi dan akses jalan semudah dan semoderen sekarang, untuk menuju ke kota kecamatan yaitu ke Cisayong dengan letak geografis berada di pegunungan alat tranportasi satu satunya selain berjalan kaki adalah menunggang kuda tanpa gerobak, delman, andong atau lainnya. Makanya banyak penduduk yang memelihara kuda.
Versi pertama tentang asal usul nama Kuda Depa katanya pada jaman gerombolan, untuk melindungi kampung dari serangan gerombolan, maka pada malam hari dimana biasanya gerombolan merajah kampung, maka kuda kuda tersebut dilepas untuk berlari kesana kemari seolah olah menunjukan ada tentara yang berjaga atau berpatroli sehingga gerombolan tidak jadi menyerang kampung. Adapun kuda kuda yang berlarian tersebut karena kelelahan akhirnya depa semua beristirahat.
Cerita kedua, pada jaman penjajahan Belanda, ada acara hiburan di tepi gunung di kampung Balandongan. Para Meneer dan menak yang ingin melihat hiburan tersebut menyimpan kudanya di satu tempat, karena kuda kuda tunggangannya tidak bisa dibawa atau sampai ke tempat hiburan.
Ketika para meneer dan menak menikmati hiburan, kuda kuda dan penjagannya diserang pejuang dan masyarakat sehingga mati semua. Maka semenjak itu dinamai Kuda Depa.
Sampai sekarang bambu bekas menambatkan kuda kuda tersebut masih ada dan jadi rimbunan bambu/awi temen yang tidak pernah ditebang masyarakat.
Tentang kebenaran cerita tersebut, wallohu a'lam.