Selain Situ Gede di kecamatan Mangkubumi, kota Tasikmalaya juga mempunyai aset atau potensi wisata situ lainnya, walaupun pengelolaannya sebagian besar masih di bawah BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Air) Propinsi Jawa Barat. Diantaranya Situ Cibeureum, kecamatan Tamansari kota Tasikmalaya. Mungkin dinamakan situ Cibeureum karena dahulu masuk wilayah kecamatan Cibeureum, yang sekarang telah dimekarkan menjadi tiga kecamatan.
Kondisinya saat ini, di musim kemarau airnya surut, tapi genangannya masih terlihat, tidak seperti situ Gede yang betul betul kering nyaris tidak berair. Cukup luas mata dimanjakan, hiliwir angin pun cukup sejuk menyambut dari rimbunan pohon yang tumbuh di sekitar situ. Sepanjang pinggirannya telah dibenteng dengan tembok. Pun tidak ada lagi pohon kirai di tengah tengah situ, hanya ada beberapa tersisa di pinggiran situ. Persisi seperti situ Sanghyang Cibalanarik kabupaten Tasikmalaya.
Walaupun musim kemarau dan airnya surut, penduduk masih memanfaatkannya untuk mengais rejeki dengan menangkap ikan, menggunakan berbagai alat, seperti pancing, jala, sair dan lain – lainnya. Ikan mujair adalah ikan yang masih banyak didapat di situ Cibeureum. Kata seorang Bapak Aki penduduk dari kampung Sangkali, tidak jauh dari situ Cibeureum, biasanya sekali menjala saat ini sekitar tiga kilo ikan mujair masih dapat. Bahkan dahulu sebelum pinggirnya ditembok bukan hanya ikan mujair yang ada, ikan-ikan lain pun banyak.
Ada hal unik dilakukan masyarakat sekitar situ Cibeureum, yaitu menangkap ikan ramai ramai setiap hari jumat, selepas sholat jumat. Bukan hanya penduduk sekitar situ saja yang datang dan ikut menangkap ikan, tetapi dari luar daerah pun banyak yang datang untuk ikut mengais rejeki menangkap ikan. Hanya sayang ada sebagian oknum masyarakat yang menangkap ikan dengan menggunakan racun tawas.
Selain itu tidak adanya papan penunjuk jalan juga menjadi kesulitan lain bagi pengunjung dari luar untuk menikmati sisi lain keindahan situ Cibeureum.