Senin, 05 Oktober 2015

Tasikmalaya Kota Baso ( #SonoKaTasik )

Tasik, Selain menyandang predikat kota santri, dengan bertebarannya pesantren - pesantren dan ratusan ribu santri dari penjuru Nusantara yang menuntut ilmu di pesantren.
Atau kota tukang kiridit, dimana dahulu dimasa kejayaannya di seluruh pelosok Nusantara pasti ada tukang kiridit, menjual barang dengan sistem pembayaran dicicil/dikresit, ada yang harian, mingguan, atau bulanan. Dan dapat dipastikan tukang kiridit adalah orang Tasik, walau kini tingal cerita lama dan sistemnya ditiru oleh para lising.
Bisa juga disebut kota bordel, baik mukena atau kebaya, terutama dari daerah kawalu, sukaraja dan sekitarnya. Bordel Tasik menjadi primadona dan raja di pasar Tanah Abang, Jakarta.Selain itu Tasik bisa juga disebut kota kerajinan anyam dan lain lain.
Selain sandangan atau predikat nama - nama diatas rasanya tidak salah bila Tasik juga layak menyandang sebagai kota baso. Mengapa demikian? Karena hampir di setiap sudut baik di kota ataupun di daerah pinggiran pasti ada tukang atau penjual baso. Dengan berbagai jenis baso dan berbagai kelas, di Tasik sangatlah komplit. Baso Solo, baso urat, baso Malang, baso Tasik tentunya dan lainnya. Dari tukang baso dorong, rumahan/warung sampai ruko/mall.
Rasanya tidak berlebihan bila ada ungkapan "Belum sampai di Tasik bila belum makan baso atau ngebaso."IMG00332-20151003-1232