Minggu, 11 Oktober 2015

Citiis Destinasi tersembunyi Di Kaki Dingdingari ( #SonoKaTasik )

Hari ini Petualang kami menikmati keasrian alam yang boleh dibilang masih Virgine karena belum banyak dikunjungi wisatawan.
Untuk urang Sunda ketika disebut nama tempatnya mungkin sedikit “kerung” mengernyitkan dahi. Ya Cipanas Citiis artinya air panas air dingin.
Ya kolam pemandian Cipanas/air panas ini berlokasi di Citiis kecamatan Padakembang kabupaten Tasikmalaya. Dari jalan Cisinga (Ciawi Singaparna) atau dari pasar Padakembang kirang lebih satu jam perjalanan. Pengunjung belok dari jalan yang ada mesjid Besar Al Irsyad, menyusuri jalan aspal kampung yang mulai terkikis habis, setelah ujung kampung kita disuguhi jalan setapak yang hanya bisa dilalui motor saja. Bila takut tersesat sepanjang jalan bisa bertanya kepada masyarakat yang dengan senang hati akan menunjukan jalan.
Dibentengi gunung Dingding Ari, diapit sungai Cikunir (aliran pembuangan air kawah Galunggung), pada spot tertentu kita juga bisa melihat jalan atau tangga yang menuju puncak/kawah Galunggung. Sungguh sempurna penciptaan Sang Khalik.
Serasa di privat island, karena saat berendam atau berenang tidak dibisingkan hiruk pikuk pengunjung lain. Serasa kolam renang sendiri, hehehe…..
Bagi yang tidak sempat membawa bekal, pengelola menyediakan warung kopi dan makanan ringan lainnya, atau kalau mau dimasakin nasi liwet bisa pesan dari sebelumnya.
Tiket mask murah banget cuma dua ribu rupiah saja, motor bisa sampai ke bibir atau pinggir kolam.
Fasilitas kamar mandi untuk ganti baju juga tersedia empat kamar, cukup nyaman dan aman. Kalaupun ada sedikit kekurangan atau usul yakni tajug atau mushola untuk pengunjung muslim bila bertepatan dengan waktu sholat tiba. Selain itu dasar kolam yang licin oleh lumut karena mungkin jarang dibersihkan. Selebihnya Woooowwww….Kereeennnnnn…..Amaziiiing…..Buanget…….!!!!!
Yang perlu sangat diperhatikan pastikan moor anda sehat, terutama rem dan bannya, karena pada beberapa titik agak curam dan licin oleh pasir.
Jangan pikir panjang untuk menikmati destianasinya
Jangan pikir panjang untuk menikmati destianasinya

Selain kolam renang ada destinasi lain yang layak dikunjungi yang lokasinya tidak begitu jauh, yakni Curug Cikunir. Untuk wisatawan ziarah, ada curug/petilasan Tajimalela, Eyang semplak waja dan lain-lain.

Jadi so tunggu apalagi segera datang dan nikmati destinasinya.

Rabu, 07 Oktober 2015

Pasar Kolot Sukaraja, sentra batik Tasik/Sukapura Yang Terlupakan ( #SonoKaTasik )

Selama ini orang lebih mengenal Ciroyom Cigeureung kecamatan Cipedes kota Tasikmalaya sebagai satu satunya sentra pengrajin batik di Tasikmalaya. Ternyata nun di kecamatan Sukaraja ternyata ada juga sentra batik, bahkan mungkin lebih khas Tasik atau Sukapuranya. Sayang kondisinya sekarang seperti hidup segan mati tak mau.
Berada di kecamatan Sukaraja kabupaten Tasikmalaya. Dari pasar atau terminal Sukaraja tinggal ambil jalan yang menuju Cibalanarik atau Situ Sanghiyang. Mungkin sekitar dua kilometeran. Perlu dibantu dengan bertanya kepada penduduk, karena jangan membayangkan seperti sentra batik Cigeureung yang mana sepanjang jalan ada beberapa yang membuka gerai, toko atau display, sehingga orang akan mudah untuk menemukannya. Bahkan katanya telah dibangun rumah batik, yang entah hidup atau tidak.
nb
foto by Emen Kokarsu (Komunitas Karinding Sukapura)








Selasa, 06 Oktober 2015

Bumi Alit Sukapura Sukaraja Satu satunya Museum di Tasikmalaya ? ( #SonoKaTasik )

Lokasinya di Kecamatan Sukaraja, kabupaten Tasikmalaya, perjalanan tiga perempat jam dari pusat kota Tasikmalaya. Berada di belakang pasar Sukaraja. Sebetulnya tidak sulit untuk menemukan bangunan Bumi Alit, tetapi entah karena memang ketidak tahuan atau selama ini kurang informasi dan promosi tentang keberadaan Bumi alit, baik dari pemerintah dinas terkait atau dari Yayasan Keluarga/Pemangku Wakaf Keluarga Sukapura.
Namanya kalah tenar oleh komplek pemakaman Syekh abdul ghorib di Kawalu, apalagi oleh Gua saparwadi Pamijahan. Padahal bagi pecinta ziarah makam Leluhur bisa satu paket perjalanan, ditambah tidak jauh dari Bumi Alit ada komplek pemakaman leluhur Sukapura (Para Bupati awal dan keluarganya) atau lebih dikenal dengan Baganjing.
Jadi bila dari arah kota Tasikmalaya, pertama berziarah ke makam Syekh Abdul Ghorib, kedua berziarah ke makam Leluhur Sukapura dan tentunya juga ke Bumi Alit terakhir ke Saparwadi Pamijahan.
Bangunan Bumi Alit tidak terlalu besar, maap penulis lupa menanyakan ukuran bangunannya. Terbagi dua ruangan. Ruangan pertama cukup lebar berisi koleksi senjata dan foto-foto (repro) Sukapura jaman dulu. Ruangan kedua boleh dibilang ruangan khusus, karena tidak sembarang orang bisa masuk. Koleksi di dalamnya boleh jadi dianggap istimewa. Beruntung sekali pada saat penulis dan teman-teman berkunjung, entah kenapa pintu ruangan utam/istimewa dibuka, sampai penjaga kunci/kuncen geleng geleng kepala tapi tersenyum “Yang pasti atas izin dan kuasa Alloh.” “Sami turunan Sukapura” kata kuncen.
Jangan lewatkan, bila satu waktu berkunjung ke Bumi Alit untuk melihat sisa sisa pilar bangunan pendopo Sukapura, tepat di depan bangunan Bumi Alit.
Mangga, agan-agan, teteh – teteh, sumpingan Bumi Alit Museum Sukapura di Sukaraja.
foto koleksi pribadi dan sebagian koleksi Kang Gusmara Tomtom












Senin, 05 Oktober 2015

Tasikmalaya Kota Baso ( #SonoKaTasik )

Tasik, Selain menyandang predikat kota santri, dengan bertebarannya pesantren - pesantren dan ratusan ribu santri dari penjuru Nusantara yang menuntut ilmu di pesantren.
Atau kota tukang kiridit, dimana dahulu dimasa kejayaannya di seluruh pelosok Nusantara pasti ada tukang kiridit, menjual barang dengan sistem pembayaran dicicil/dikresit, ada yang harian, mingguan, atau bulanan. Dan dapat dipastikan tukang kiridit adalah orang Tasik, walau kini tingal cerita lama dan sistemnya ditiru oleh para lising.
Bisa juga disebut kota bordel, baik mukena atau kebaya, terutama dari daerah kawalu, sukaraja dan sekitarnya. Bordel Tasik menjadi primadona dan raja di pasar Tanah Abang, Jakarta.Selain itu Tasik bisa juga disebut kota kerajinan anyam dan lain lain.
Selain sandangan atau predikat nama - nama diatas rasanya tidak salah bila Tasik juga layak menyandang sebagai kota baso. Mengapa demikian? Karena hampir di setiap sudut baik di kota ataupun di daerah pinggiran pasti ada tukang atau penjual baso. Dengan berbagai jenis baso dan berbagai kelas, di Tasik sangatlah komplit. Baso Solo, baso urat, baso Malang, baso Tasik tentunya dan lainnya. Dari tukang baso dorong, rumahan/warung sampai ruko/mall.
Rasanya tidak berlebihan bila ada ungkapan "Belum sampai di Tasik bila belum makan baso atau ngebaso."IMG00332-20151003-1232